Hidup terpisah, bukan gambaran rumah tangga ideal menurut Irma. Dan dia tidak pernah ingin mengalaminya. Sehingga, sebelum menikah, Ia berusaha membuat komitmen terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa nantinya, akan tinggal dalam satu atap bersama suaminya. Dan ternyata, jodohnya adalah Dani, laki-laki yang juga teman sekantornya. Jadi, bukan hanya bertemu di rumah, setiap hari Irma juga selalu melihat suaminya dalam kantor yang sama.
Hidup terpisah, bukan gambaran rumah tangga ideal menurut Irma. Dan dia tidak pernah ingin mengalaminya. Sehingga, sebelum menikah, Ia berusaha membuat komitmen terlebih dahulu, untuk memastikan bahwa nantinya, akan tinggal dalam satu atap bersama suaminya. Dan ternyata, jodohnya adalah Dani, laki-laki yang juga teman sekantornya. Jadi, bukan hanya bertemu di rumah, setiap hari Irma juga selalu melihat suaminya dalam kantor yang sama.
Untungnya, suaminya bukan orang yang possessif, sehingga Irma bebas saja berteman dengan siapa saja di kantornya. Tetapi untuk pulang pergi ke dan dari kantor, juga untuk makan siang, rasanya aneh juga bila harus melakukannya bersama orang lain, sementara pasangan berada dalam satu gedung. Jadi, sejak menikah, Irma dan Dani seperti Romeo dan Juliet yang tak terpisahkan. Di mana ada Irma, biasanya di situ juga ada Dani.
Memang, terkadang ada teman yang usil mengomentari, “apa tak bosan selalu melihat wajah yang sama setiap waktu?” Biasanya, Irma atau Dani hanya tersenyum mendengarnya. Karena bagi Irma dan Dani, tak pernah ada kata bosan dalam setiap interaksi mereka.
Itu cerita lima tahun lalu, saat awal pernikahan mereka. Ketika bunga cinta baru saja mekar merekah mewangi. Akhir-akhir ini, Irma merasa sedikit gelisah. Bukan, bukan karena merasa bosan dengan suaminya. Tetapi, hampir seperti seseorang yang dianugerahi kesehatan yang prima, tidak pernah menyadari akan kesehatannya itu, sampai ketika sakit menghampiri. Saat sakit itu datang, baru ia bisa mensyukuri kesehatannya yang sebelumnya benar-benar prima.
Irma juga sepertinya merasa seperti itu. Setelah selama lima tahun ini, hampir 24 jam, tujuh hari seminggu sosok Dani tidak pernah jauh dari hadapannya. Kecuali saat suaminya ditugaskan memantau instansi lain, nyaris mereka tak pernah berjauhan. Irma jadi merasa terbiasa dengan kehadiran Dani. Keberadaan suaminya, tidak lagi menimbulkan getar aneh dalam hatinya.
Apa yang terjadi kemudian antara Irma dan Dani? Apakah ada jarak yang terentang antara mereka? Apa yang dilakukan Irma selanjutnya? Kisah ini bisa dibaca dalam antologi Long Distance Relationship yang dirilis Alifadha Pradana bersama sahabat Easy Writing di Bulan Agustus ini.
No Responses