Masuk menceburkan diri sepenuhnya ke dunia para penulis.
Di antara pena dan buku, pustaka dan penerbitan juga penulis dan pembaca.
Saya percaya Tuhan akan menuntun saya ke berbagai wadah yang tepat,
yang akan makin mengukuhkan kemampuan dan pengalaman saya menjadi seorang penulis.
Saya hanya harus menyiapkan diri dan sumber daya lainnya saja,
sementara Tuhan yang akan mengurus sisanya
Bila ada yang bertanya, apa yang menjadi impian saya sepanjang hidup, pasti jawabannya akan berubah-ubah. Sungguh…! Karena saat kecil, angan-angan saya tiap kali ditanya adalah ingin menjadi dokter. Kemudian ketika SMP saya diangkat menjadi asisten guru menjahit, keinginan itu berubah menjadi seorang perancang busana. Tetapi karena keputusan ayah yang tidak mengizinkan saya melanjutkan ke jurusan tata busana di SMTK untuk merealisasikannya, akhirnya harapan itu padam begitu saja.
Selama masa SMA, karena mengambil jurusan Biologi, dambaan untuk menjadi dokter kembali membayangi. Rasanya begitu masuk akal untuk mengambil kuliah kedokteran pada saat itu. Tetapi ketika waktu UMPTN tiba dan melihat angka persaingan mahasiwa kedokteran yang demikian tinggi, sepertinya saya harus lebih realistis terhadap keinginan tadi. Sehingga akhirnya, fakultas kedokteran memang tetap menjadi prioritas utama saya, namun disandingkan bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat sebagai alternatif kedua.
Begitulah, ketika kelulusan diumumkan, saya diterima menjadi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat di salah satu Universitas Negeri di Jawa Tengah. Apakah saya kecewa, karena tidak terpilih menjadi mahasiswa kedoktern? Rasanya, tidak juga. Karena saat itu hanya terpikir, bahwa mungkin inilah jalur yang telah Allah tentukan untuk saya.
Di ujung perjalanan, pikiran bahwa langkah yang saya tempuh merupakan arahan Tuhan, mengkristal menjadi keyakinan. Karena ketika lulus, ternyata Sarjana Kesehatan Masyarakat, merupakan tenaga yang begitu dibutuhkan, sehingga masih diprioritaskan untuk langsung menjadi pegawai negeri sipil, asal memilih wilayah tugas di luar Pulau Jawa. Namun karena kekhawatiran ibu dalam melepas putrinya jauh ke luar sana, membuat saya batal mengambil peluang tersebut.
No Responses