Sumber Gambar : Dokumentasi Pribadi
Ini adalah karya pertama yang digagas bersama teman-teman yang terkumpul dalam komunitas Majalengka Book Eater. Komunitas pemakan buku. Hehehe. Antik ya namanya.
Kami menggagas beberapa kegiatan bersama. Di antaranya, bedah buku, perpustakaan keliling – meskipun seringnya kami buka lapaknya di alun-alun Majalengka. Meskipun melelahkan, namun melihat antusias masyarakat membuka-buka Dan akhirnya membaca buku, membuat semua kepenatan tadi sirna.
Dan, menerbitkan antologi puisi ini menjadi agenda wajib kami selanjutnya. Menyenangkan memang, bisa mengisi waktu dengan kegiatan bermanfaat bersama orang-orang positif.
Tema puisi Saya di sini adalah perjalanan. Yang menggambarkan suka duka perjalanan kehidupan manusia, dalam menyusuri takdirnya
BILA ESOK TIBA
Masa lalu,
walaupun penuh debu
bahkan mungkin terlapisi lumpur berbau
akan tetap menjadi masa lalu
bila kita mengikhlaskannya berlalu
Hari ini,
meskipun teramat indah dilalui,
atau malah penuh onak dan duri
Juga akan menjadi masa lalu penuh arti
di esok hari.
Esok hari,
adalah yang kita yakini
menjadi panggung tampilnya berjuta mimpi
yang sedang berusaha kita tapaki
di hari lalu dan masa kini
yang semoga, persis seperti yang kita ingini
~ Alifadha Pradana ~
MEMULIAKAN USIA
Usia belia,
bukan maksudnya tak mengerti apa-apa
karena ia lah saat mulai membiasakan segalanya
yang terbaik untuk dunia dan akhirat kita
Usia muda,
tak berarti saatnya hura-hura
dan mengisinya dengan aktivitas sia-sia
karena dia bisa sarat makna
bila memanfaatkannya untuk hal berguna
Usia dewasa
memang saatnya menuai asa
yang sudah dirintis sejak muda
Namun,
tetap bukan akhir usaha
Usia tua
biasanya diartikan sebagai masa
untuk setiap upaya buat akhirat kita
meskipun seharusnya
sudah dimulai di tiga masa sebelumnya
adakah yang pernah memaknainya?
~Alifadha Pradana~
No Responses