Aku selalu suka nonton film lepas, terutama Film-film Holliwood dan Bolliwood. Mereka semua punya nilai dan visi yang disampaikan. Dan hampir semua tentang kebaikan. Film seri Holliwood juga bagus. Karena selain menyentuh semua sisi kehidupan, mereka juga tetap konsisten dengan durasi serial yang disepakati semula. Tidak seperti Film Seri Indonesia yang memperpanjang cerita karena rating yang tinggi, sehingga akhirnya malah mengaburkan isi cerita.
Sebenarnya film di biokop juga menarik. Tetapi untuk melakukannya, aku harus punya waktu dan biaya khusus. Dan itu tidak selalu bisa dipenuhi. Karena tergantung izin suami untuk bisa melakukannya. Tidak apa, aku sudah berkomitmen hari ini, setelah membaca buku Tere Liye “Rembulan Tenggelam di Wajahmu” Dia benar. Bagi seorang istri, tujuan hidupnya hanyalah ridho suaminya. Karena itu yang akan mengantarkan surga untuknya. Dan itu juga yang memang sudah digariskan Tuhan dalam Al-Qur’an, juga diterjemahkan Rasul dalam banyak haditsnya yang sahih. Tapi nanti saja membahas tujuan hidup seorang istri. Saat ini aku hanya ingin membahas kesukaanku menonton film lepas.
Kembali lagi ke film, menonton film lepas atau film serial yang bagus, buatku sama seperti membaca novel bagus. Ia bisa membuat kita punya pengalaman tanpa mengalaminya, bisa membuat kita memahami orang lain, tanpa bergaul. Ia juga bisa memberi kita gambaran perilaku manusia dengan nyata, lebih nyata dari novel. Karena ia bernuansa 4 dimensi, gambaran terbaik pembelajaran, tanpa efek samping.
Tetapi banyak orang berpendapat negatif tentang film, karena bisa membuat orang kecanduan, dan memubazirkan waktu. Menurutku, pendapat itu bisa dibenarkan, jika kita menonton film-film porno (baik yang bermutu atau tidak), atau sinetron-sinetron yang tidak jelas ceritanya dan juga film-film horor yang seringkali tidak masuk akal, yang bahkan bertentangan dengan ajaran dari kitab suci dan hadits nabi.
Berbincang tentang film yang kadang memang menghabiskan waktu, sebenarnya bisa diakali dengan cara tidak hanya menonton film di satu waktu. Maksudku, saat nonton film, tidak ada salahnya tetap memegang majalah, atau novel, buku maupun tugas kantor dan proyek penulisan yang ingin diselesaikan. Sehingga ketika iklan diputar (yang seringkali butuh waktu lebih lama dari pada satu scene film) kita bisa melakukan hal lain. Jadi ketika film selesai, mungkin selesai juga artikel yang sedang kita susun, buku yang sedang kita baca atau bahkan proyek penulisan yang sedang kita kerjakan bisa mengalami kemajuan.
Strategi yang kedua agar menonton film tidak hanya berarti menghabiskan waktu saja, adalah dengan memilih dan memilah film-film yang ingin kita tonton. Bila itu termasuk film dewasa yang mungkin ada adegan yang tidak pantas dilihat anak-anak kita, sebaiknya jadwalkan waktu utuk menontonnya di malam hari. Saat anak-anak sudah terlelap di pembaringan. Juga jangan menonton film yang sudah pernah kita tonton lebih dari 2 kali. Hal ini bisa benar-benar menghabiskan waktu kita yang sudah sangat sedikit.
Strategi ketiga, usahakan untuk selalu meriview film yang kita tonton. Bisa riview tentang filmnya sendiri, atau tentang materi yang dibahas dalam film tersebut, bisa juga kita lakukan keduanya. Sehingga kita senang karena bisa menonton film kesukaan, selain itu target menulis harian kita juga terpenuhi. Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui (walaupun menurutku peribahasa ini terlampau berlebihan, karena tidak ada pulau yang luasnya hanya 1/3 kayuhan dayung, hehehe)
So… tetap banyak kebaikan yang bisa didapatkan dari menonton film. Entah itu kebaikan untuk pengembangan ide dan pemikiran maupun pengembangan untuk keterampilan menulis. Tidak ada yang lebih baik, selain melakukan pekerjaan dengan cara menyenangkan.
No Responses