All of us have ways in which we mask and cover our pain.
Iyanla Vanzant
Topeng
Apa yang terbersit di pikiran, jika ada yang menyebut ‘topeng’? Apakah pesta topeng yang diadakan setiap pergantian tahun? Tari topeng Cirebon yang menggambarkan berbagai aspek kehidupan yang luas? Atau topeng sebagai penutup wajah, untuk menyamarkan paras aslinya?
Menurut KBBI, to·peng /topéng/ adalah n 1 penutup muka (dr kayu, kertas, dsb) yg menyerupai muka orang, binatang, dsb: waktu merampok dia memakai –; 2 ki kepura-puraan untuk menutupi maksud sebenarnya; kedok: gerakan kebatinan itu sebenarnya hanya sbg — organisasi yg terlarang;
Sedangkan menurut wikipedia Indonesia, topeng adalah benda yang dipakai di atas wajah. Biasanya topeng dipakai untuk mengiringi musik kesenian daerah. Topeng di kesenian daerah umumnya untuk menghormati sesembahan atau memperjelas watak dalam mengiringi kesenian. Bentuk topeng bermacam-macam ada yang menggambarkan watak marah, ada yang menggambarkan lembut, dan adapula yang menggambarkan kebijaksanaan.
Namun, apa pun definisinya, topeng tetap saja berfungsi untuk menutupi sesuatu yang tidak ingin dilihat orang. Bisa saja fisiknya nyata, yang artinya terbuat dari bahan yang real. Yang bisa disentuh tangan dan dilihat mata normal. Namun, dapat pula sesuatu yang di tidak nyata, seperti perilaku atau hanya dandanan yang berbeda dari biasanya. Yang jelas semuanya ditujukan untuk ‘menutupi’ sesuatu yang tidak ingin diketah
Di Balik Sebuah Topeng
Sebenarnya, fungsi ‘menutupi’ sesuatu dari topeng bisa digunakan juga untuk fungsi yang sama sekali berbeda. Maksudnya, dengan menggunakan topeng yang tak kasatmata kadang Kita bisa melihat sikap orang yang sama sekali berbeda dengan yang biasanya ditampilkan. Dan ini bisa dimanfaatkan sebagai sarana mengamati sikap yang lain dari orang-orang yang Kita kenal.
Coba saja, pasti akan kaget sendiri dengan hasilnya. Saya pernah melakukannya. Tetapi bukan dengan cara berpura-pura, melainkan dengan menampilkan diri tidak seperti biasanya.
Kisahnya begini. Ketika menjadi pendamping keluarga di suatu pasta pernikahan, saya ikutan dirias. Ternyata hasil riasannya melebihi tampilan Saya selama ini. Saking berbedanya, banyak yang tidak mengenali bahwa itu adalah Saya. Saya sendiri pun terkaget-kaget, ternyata penampakan setelah make up jauh lebih jelita dibanding penampilan sehari-hari. Jadi, sebenarnya wajar saja, jika ada yang tidak percaya bahwa sesungguhnya Saya memang jelita, maksudnya jelang lima puluh tahun, bukan jelita dalam artian rupawan.
Namun, begitulan. Kejelitaan yang muncul akibat riasan tadi, tidak ditanggapi sama oleh setiap orang. Walaupun kebanyakan memang mengagumi, tidak sedikit juga yang cemburu. Bahkan ada yang menganggap kecantikan seperti ini membuat seseorang bisa diperlakukan seenaknya. Terbukti, ada beberapa pria yang memasang raut menggoda dan bergenit ria pada saya.
Aneh! Dan tentu saja merasa terganggu. Sebab, jika tak berhias sejelita begitu, tak ada yang memperlakukan Saya seperti itu. Walaupun mungkin saja, riasan seperti itu memang membuat tampilan Saya menjadi seperti wanita penggoda, meskipun tak melakukan apa-apa. Sehingga mengundang lelaki hidung belang untuk membuka dirinya
Apakah Kita Memakai Topeng tak Kasat Mata?
Pengalaman didandani seperti itu, menurut Saya sama persis seperti memakai topeng tak kasatmata. Benar-benar merupakan pengalaman menarik sekaligus membuat heran. Bahwa ternyata begitu banyak orang yang menyembunyikan beberapa sifatnya. Bahkan, meskipun itu teman yang Kita kenal. Walaupun bukan bermaksud generalisasi, ternyata ada begitu banyak lelaki yang hanya menilai perempuan dari indahnya polesan luar. Dan bukan tampilan murni yang datang dari hati.
Pengalaman memakai ‘topeng’ tak berwujud tadi juga memberikan pemahaman baru, bahwa masih banyak jenis-jenis topeng seperti ini. Yang kerap dipakai orang. Namun tetap tak terlihat. Sebab, mereka menampilkan sewajar mungkin. Atau bisa jadi, memang penyakit bawaan dari pribadi-pribadi psikopat. Kita tidak akan pernah tahu. Karena memang tak akan muncul, kecuali ada peristiwa yang menjadi pemicunya.
Kesimpulannya? Untuk diri pribadi, pengalaman tadi membuat saya kapok berdandan berlebihan. Walaupun mungkin memang membuat kecantikan Saya bisa tampil cemerlang. Namun, keindahan seperti ini bisa mengundang kejahatan dan niat-niat tidak baik dari hati-hati yang berpenyakit.
Merasa tertantang atau ingin membuktikannya juga? Yuk, cari tahu sendiri. Dan tarik kesimpulan sesuai pendapat pribadimu.
Referensi:
- Definisi topeng dikutip dari KBBI edisi offline
- Definisi topeng di https://id.m.wikipedia.org/wiki/Topeng
- Kutipan dalam gambar diambil dari Brainy Quote
Tags:
No Responses