The key is not to prioritize what’s on your schedule, but to schedule your priorities.
– Stephen Covey –
(Read more at: https://www.brainyquote.com)
Apa yang terpikirkan di benak kita, mendengar istilah jadwal? sepertinya, gambaran anda sama dengan imajinasi saya, bahwa jadwal adalah rangkaian kegiatan yang akan kita lakukan baik dalam satu hari, satu minggu, satu bulan maupun satu tahun. Tapi, siapa yang terbiasa membuatnya? Anda, saya? Konon katanya, orang yang membuat jadwal, artinya sama dengan merencanakan. Dan dengan merencanakan, kita sudah 50% berhasil.
Jujur, saya sering sekali membuat jadwal. Tujuannya sih, tentu saja agar saya bisa menjadi lebih tertib. Karena, sebagai seorang sanguinis, saya sama sekali bukan pribadi yang terorganisir. Semua serba spontan, yang kemudian dilupakan begitu saja. 🙂 Nah, dengan membuat jadwal seperti ini, saya berharap tidak melupakan kegiatan yang saya anggap penting dan wajib dilakukan.
Membuat jadwal, sebenarnya perkara yang teramat mudah. Tapi, menepatinya, itu yang seringkali sulit untuk dilakukan. Jadi, jika kita memang ingin benar-benar belajar menertibkan diri sendiri, Ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
1. Buat Jadwal serealistis mungkin
Terkadang dalam membuat jadwal, kita memasukkan semua kegiatan yang ingin kita lakukan, Sampai-sampai kita sendiri pun kebingungan menempatkannya dalam jadwal. Apalagi, jadwal yang terlalu rinci, yang membagi jenis item kegiatan dalam menit, membuat kita makin sulit untuk menepatinya. Untuk menghindari hal itu, buatlah jadwal sesuai yang bisa kita lakukan. Dan jangan terlalu rinci. Lebih baik lagi bila jadwal hanya terdiri atas beberapa kegiatan pokok saja, misalnya seperti, Kerja Publik, Membersamai Anak/Children Time, Menulis, Husband Time dan lain-lain.
Sebagai gambaran, jadwal yang saya buat bisa dijadikan contoh. Karena menurut saya, jadwal ini cukup realistis. Karena hanya membagi kegiatan saya dalam beberapa jenis kegiatan pokok.
2. Lakukan apa yang dijadwalkan
Untuk yang baru membuat jadwal, kesulitan awal adalah mematuhi setiap ketentuan waktunya. Tapi seiring waktu berlalu, kesulitan ini lama kelamaan akan teratasi. Memang, mungkin tak akan tepat sampai ke menit bahkan detiknya. Tetapi paling tidak kita bisa menempatkan alarm otak kita, bahwa kegiatan ini setelah pulang dari kantor. Membersamai anak setelah waktu maghrib, dan lainnya.
3. Bagikan kepada orang terdekat
Jaswal yang sudah kita buat, perlu kita bagi bahkan diskusikan dengan orang terdekat. Terutama pasangan dan anak-anak kita. Karena jadwal kita pasti kan termasuk jadwal mereka dan sebaliknya. Sehingga jangan sampai waktu yang sudah kita tentukan untuk membersamai anak misalnya malah seharusnya waktu dia untuk istirahat. atau kasus lain yang serupa.
Jadi menyampaikan rincian jadwal perlu dilakukan agar waktu kita baik waktu pribadi maupun bersama-sama keluarga berkualitas dan penting. Karena anak, pasangan bahkan kita akan menunggu-nunggu waktu bersama yang sudah kita tetapkan bersama. Dan ini bisa juga menjada bahan pembelajaran anak dan pasangan, untuk menghargai waktu kita untuk diri sendiri.
4. Konsisten
Kualitas memang selalu sejalan dengan konsistensi. Artinya semakin terbiasa kita mematuhi jadwal yang kita buat, akan semakin terorganisis semua kegiatan kita dan semakin tertib juga kita ke depannya. Jadi, mari mulai saat ini, hari ini juga. Agar tak adda penyesalan di hari nanti, hanya karena kita tidak pernah merencanakan dan menyusun jadwal.
#Be_Inspiring_Writer
#OODPfor99days
No Responses