Menjadi supir seringkali menyenangkan, karena punya kendali akan seperti apa mengendarainya dan ke mana saja tujuannya. Tetapi, menjadi penumpang pun tak kalah pentingnya. Membantu mengingatkan supir supaya menjaga penumpangnya tetap aman dan nyaman juga menghindari pengendara lain dari kelalaian sang supir.
~ Alifadha Pradana ~
Menjadi Driver
Dulu — beberapa tahun lalu, saya selalu mengendarai motor ke mana pun, baik ke kantor, berbelanja ke pasar dan ke mall atau sekedar membeli penganan ke warung di ujung kompleks. Memang menyenangkan sekali bisa berkendara sendiri. Tidak harus menunggu angkot yang seringkali terlambat atau menunggu mereka ngetem di mall atau pasar menunggu penumpang penuh. Juga tidak bingung jika akan melaksanakan tugas lapangan.
Saat itu kota tempat tinggal saya belum seramai sekarang, sehingga kadang-kadang menjajal kecepatan kendaraan dan keterampilan mengemudi saya dengan menambah kecepatan motor yang dikendarai di atas rata-rata. Bahkan saat bertugas di Puskesmas yang lingkungannya benar-benar sepi, saya pernah melarikan motor dengan kecepatan di atas 100 km/jam. Menyeramkan? Tidak juga sih. Sebab saya tahu masih bisa mengendalikannya, karena di jalan ramai saya tak pernah mengendarai motor dengan kecepatan serupa. Sehingga waktu itu saya merasa baik-baik saja sebagai pengendara, perlengkapn berkendara lengkap dan kecepatan berkendara mudah disesuaikan tergantung kondisi jalan.
Sebagai Penumpang
Kemudian takdir buruk berlaku. Tahun 2014 Saya jatuh dari motor. Kecelakaan tunggal sih, tetapi membuat saya babak belur dan meyakinkan suami mencabut izin berkendara saya. Jadi setelah kecelakaan Itu, nyaris tidak pernah menyentuh motor kecuali untuk ke warung belakang komplek.
Sedih? Hanya sedikit kecewa. Sebab artinya, saya harus Naik angkot jika ingin ke mana-mana. Plus lumayan boros juga, jika aktivitas di hari itu mampir ke beberapa tempat. Tapi, gimana lagi, kata-kata suami harus dituruti, jika tak ingin beliau lebih khawatir lagi.
Akibat sering pusing ketika berkendara dengan posisi miring seperti biasa di angkot, akhirnya saya memilih tempat duduk di sebelah supir. Tidak selalu sih, tapi seringnya itu tempat duduk favorit saya.
Selama menjadi penumpang itulah, saya banyak menyaksikan kesalahan pengendara yang jelas pernah juga Saya lakukan saat berkendara.
Kesalahan Pengendara yang Baru Saya Sadari Ketika Menjadi Penumpang
Duduk di kursi penumpang, membuat saya bisa melihat pengendara lain apa adanya dan bukan sebagai tantangan antar pengendara. Sungguh, terkadang membuat malu hati, sebab dulu saya selalu merasa sudah benar dalam berkendara, ternyata masih banyak yang harus diperbaiki
Apa saja sih kesalahan pengendara — khususnya motor — yang baru saya sadari ketika duduk di sisi penumpang?
1. Keliru Menekan Lampu Sein.
Ini kesalahan yang kerap dilakukan para pengendara motor, terutama kaum perempuan. Akan berbelok ke kiri tetapi lampu Sein nya menunjukkan arah kanan. Mungkin terkesan sepele, padahal ini termasuk bahaya buat yang bersangkutan juga buat pengendara lain yang di belakangnya.
2. Menyalip di Belokan Jalan
Salip menyalip seperti ini pun kesalahan yang sering dilakukan. Padahal bahaya banget lho. Kita kan tidak tahu apakah ada kendaraan dari arah depan atau tidak. Jika ada dan Kita sudah terlanjur menyalip, pasti akan terjadi tabrakan.
3. Menyalip ketika Kendaraan di Depan Berjalan Perlahan.
Kalau ini, saya pernah melakukannya. Ketika mobil di depan saya melambat, saya pikir sedang antri jalan. Jadi sebagai pengendara motor dan bisa melaju di sela-sela kendaraan lain, saya nekad menyalip. Padahal mobil melambat karena ada mobil yang akan berbelok menyeberang jalan. Tentu saja saya kaget ketika mendapati ada mobil dengan arah melintang di depan saya. Untungnya kecepatan motor saya di bawah rata-rata sehingga bisa langsung mengerem. Tapi, malu juga, sebab saat itu saya menerima omelan dari banyak orang yang menyaksikan kesalahan Saya. Akhirnya sambil menyerukan permohonan maaf, saya tancap gas dan langsung ngebut.
4. Membawa Beban Berlebih
Sebenarnya tidak dilarang sih, membawa barang di jok belakang motor Kita. Apalagi jika memang tersedia wadah khusus sebagai bagasi. Jika tidak punya bagasi khusus, harusnya dipastikan bahwa bawaan tadi terpasang erat di kendaraan dan Kita pun masih sanggup mengendarai motor dengan stabil. Sebab bawaan yang tidak terpasang kokoh, bisa membahayakan pengendara sendiri dan juga pengendara lain.
5. Lampu Sein tetap Menyala Meski Sudah Berbelok.
Ini juga termasuk kesalahan yang kerap Saya lakukan dulu saat berkendara. Padahal ini membingungkan pengendara lain. Karena lampu sein adalah tanda untuk berbelok atau menyalip, maka pengendara di belakang sudah pasti ikut memposisikan diri. Jadi ketika lampu sein itu tidak menandakan apa-apa bisa mengganggu konsentasi pengendara di belakangnya.
Itulah beberapa kesalahan yang saya saksikan ketika duduk di kursi penumpang. Kesalahan yang dulu tidak sadar pernah saya lakukan. Jadi, yuk saling cek masing-masing, apakah juga pernah melakukan kesalahan yang sama. Sebab, selain menjaga keamanan sendiri, meminimalisir kesalahan akan menjaga keamanan pengendara lainnya juga.
Tags:
No Responses