Mendapat kiriman buku baru, memang menyenangkan. Apalagi kalo ternyata isinya bisa memperkaya aksara dan pemahaman tentang beberapa pemikiran yang diselipkan dari sebuah tulisan. Dobel-dobel manfaat kan? Tambahan lagi, membacanya ditemani secangkir teh manis dan sepiring muffin. Hmmm … kegiatan yang membahagiakan sangat. š¤©
Kali ini, saya ingin cerita mengenai salah satu antologi yang diterbitkan oleh DD Publishing pada April 2021 lalu. Jadi, masih lumayah fresh from oven lah.
How people treat you is their karma; how you react is yours.
Wayne Dyer – Brainyquote
Buku ini memang sebuah antologi, artinya sebuah buku yang ditulis oleh beberapa orang dengan tema hampir serupa. Yuk kita bahas bareng-bareng
Tentang Tema
Menariknya tema yang diusung antologi jni yaitu tentang Karma. Iya, karma. Yang di dalam KBBI adalah perbuatan manusia ketika hidup di dunia dan hukum sebab akibat.
Dan membaca semua tulisan di antologi ini memang seakan-akan menjelaskan mengenai nasib baik akibat perbuatan dan sebaliknya, nasib buruk sebagai balasan perbuatan buruk pula.
Saya tidak ingin berargumentasi apa-apa, memang sah-sah saja untuk menganggap seperti itulah karma, meski sebenarnya tidak sesederhana itu. Maksudnya, tidak serta merta yang berbuat baik akan mendapat balasan kebaikan. Dan sebaliknya. Sebab, semua balasan atas perbuatan manusia merupakan hak prerogatif Allah yang boleh saja berbeda dengan anggapan dan harapan manusia.
Baca juga: Let’s Talk about Kualat
Mengenai Untaian Kisahnya
Awalnya saya pikir buku ini merupakan antologi dewasa yang tidak hanya ceritanya berlakon orang dewasa, melainkan muatan kisahnya pun menngambarkan pikiran dewasa para penulsnya.
Namun, sayangnya beberapa tulisan tidak seperti Itu. Beberapa kisahnya begitu biasa dengan konflik datar yang mudah ditebak jalan ceritanya. Yang walaupun runutĀ dan mengalir lancar, tetapi saking mengalirnya, akhirnya lewat begitu saja setelah dibaca. Tidak ada momen aha yang membuat pembaca bisa mengingat kisah ini setelah usai membacanya beberapa waktu. Memang tidak semua sih, ada kurang lebih tiga kisah yang punya poin kejutan di dalamnya. Sehingga kisahnya akan tetap melekat, walaupun sudah berlalu beberapa waktu. Dan beberapa kisah itu, akan saya ulas di sini.
Beberapa Kisah Menarik yang Tersaji
Yup, walaupun beberapa tulisan yang tampil bisa disebut kisah kebanyakan. Artinya secara tema dan alur cerita, mereka biasa saja alias monoton, saya harus jujur bilang kalo ternyata, tetap ada beberapa karya yang langsung bikin pembaca seperti saya, terpana “wow, masa begitu, sih?” Kisah yang mana aja, sih? Yuk, disimak aja ulasannya, ya.
“Kodrat”
Walaupun ini tulisan kakak saya sendiriĀ tetapi bukan Itu alasan saya memilih karya ini sebagai salah satu dari kisah menarik yang tersaji dalam buku ini. Ada beberapa sebab sehingga saya berani merekomendasikannya, untuk dibaca yang lainnya.
Pertama, meskipun tema yang diusung tetap berbau karma, tetapi, ini benar-benar karma yang berbeda. Saat membacanya pertama kali, saya sendiri sampai mengerutkan kening, masa sih, segitu gampangnya memiliki akhir bahagia, padahal sudah membuat dosa begitu banyaknya. Tetapi kemudian saya menjadi teringat kisah tentang pertengkaran dua malaikat memperebutkan mayat seorang pembunuh. Yang ending-nya, ternyata Allah menentukan akhir yang baik untuk mayat ini.
Selanjutnya, saya menjadi teringat pula dengan kisah adik kakak yang jalan hidupnya saling bertolak belakang. Sang kakak ahli ibadah sedangkan adiknya ahli maksiat. Namun, hanya karena satu kegelisahan saja yang terjadi pada masing-masing karakter ini, akhir hidup mereka berdua sungguh mengejutkan. Sang ahli ibadah berakhir di rumah bordil, sedangkan adiknya yang ahli maksiat malah meninggal di mesjid sambil memeluk mushaf Al Qur’an.
Jadi, bisa dilihat ya, ide yang diusung Mas Har walaupun masih seputar karma, tetapi esensinya jauh berbeda. Sebab kisah yang disajikan tidak hanya berfungsi sebagai konsumsi atau bahan bacaan, tetapi juga dapat memicu dan mendorong pembacanya untuk meluaskan pikiran. Sehingga sudah pasti, kisah ini tidak hanya lewat begitu saja, melainkan akan melekat di ingatan para pembacanya dalam waktu panjang.
Kedua, bahasa dan gaya tutur yang dipilih, juga menggambarkan kematangan (baca: kedewasaan) penulisnya. Ini sih saya tahu persis, sebab memang sudah banyak karyanya yang dimuat di media massa, bertahun-tahun lalu. Dan itu menjadi latar belakang kelebihannya, dalam menuangkan ide dan menuturkan sebuah kisah.
Terakhir penokohan dan setting lokasi yang yang diambil juga jelas berbeda. Kaya dengan detail yang membuat para pembacanya seolah-olah berada di tempat yang sama dan sedang menyaksikan peristiwa itu terjadi.
So, buktikan sendiri ya kebenaran ulasan ini dengan membaca antologi “Ketika Karma Menyapa” Ini.
“Orang yang Tepat”
Cerpen yang ditulis ArgaNov ini menjadi karya kedua yang menarik perhatian saya dari antologi ini. Meskipun saat awal saya dibuat bingung dengan gaya tuturnya yang terkesan tidak runut, tetapi pada akhirnya saya bisa memahami maksud kisahnya.
Walaupun ide yang diusung hampir serupa dengan beberapa kisah lainnya, tetapi cerita ini memiliki poin khusus yang menjadikannya berbeda. Karakter masing-masing tokohnya pun jelas dengan konflik yang juga tegas dan dramatis.
Walaupun sampai sekarang saya masih mengerutkan kening — ini satu lagi kelebihan tulisan ini, sebab membuatnya tetap lekat di ingatan saya — betapa bodohnya orang yang bermain api di lingkungan yang sama dengan pasangannya. Apa tidak bisa memilih lokasi yang lebih cerdas? Well, sudahlah, mungkin ini hanya pemikiran saya saja yang naif. Mengenai karakter para tokoh tetap hak prerogatif penulis, betapa pun anehnya. Tetapi sepertinya, ini juga yang membuat kisah ini menjadi menarik dan recommended untuk dibaca.
“Asa dari Petuah”
Ini tulisan terakhir yang akan saya ulas dari antologi ini. Walaupun idenya biasa dan mudah ditebak, tetapi alur ceritanya yang runut dan karakter dari masing-masing tokohnya yang jelas, menjadi daya tarik kisah ini.
Jadi, meskipun penilaian saya B-aja tapi, karena poin yang disajikan lumayan komplit — maksudnya karakter tokohnya memang baik kepada suami, kepada orang tua dan tidak mengabaikan tanggung jawabnya sama sekali — membuat saya berani untuk merekomendasikan tulisan ini.
Jadi, yuk kita nikmati bersama buku antologi “Ketika Karma Menyapa” semoga bisa memperkaya batin dan memperluas ide pikiran untuk mengambil hikmah kehidupan melalui kisah orang lain.
Referensi:
- https://www.brainyquote.com/quotes/wayne_dyer_382838
- AgraNov, dkk. 2021. “Ketika Karma Menyapa”. Riau: DD Publishing.
No Responses