Yuk, Belajar Bareng tentang Resensi Buku.

Yuk, Belajar Bareng tentang Resensi Buku.

 

 

The good of a book lies in its being read. A book is made up of signs that speak of other signs, which in their turn speak of things. Without an eye to read them, a book contains signs that produce no concepts; therefore it is dumb.

Umberto Eco

 

Hayoo, cung, siapa yang ngga pernah membaca buku? Sepertinya hampir tidak ada orang yang tidak pernah membaca buku, ya? Dan sepertinya, hampir setiap orang, paling tidak satu kali dalam hidupnya, pernah membaca buku hingga selesai. Malah, kadang ada juga yang tidak cukup hanya membacanya saja. Saking bagus dan menariknya buku yang dibaca, dia menceritakan kelebihan dan kekuatan buku tersebut agar orang lain tertarik juga membaca buku tadi. Atau menjelaskan poin-poin penting yang ada dalam buku tersebut, yang penting untuk diketahui orang lain. Proses inilah yang disebut resensi buku.

Ada yang tahu asal kata resensi? Nah, ternyata kata ‘resensi’ berasal dari bahasa Belanda ‘resentie’, dan bahasa Latin ‘recensio’, ‘recensere’ atau ‘revidere’, yang artinya mengulas kembali. Sedangkan dalam bahasa Inggris, istilah resensi menggunakan kata ‘review’ yang artinya meninjau ulang.  Dalam bahasa Indonesia, makna resensi tidak bergeser dari makna dalam bahasa Belanda. Intinya, meresensi adalah meninjau sebuah karya. Walau bisa digunakan untuk berbagai karya, dalam praktiknya istilah resensi lebih sering digunakan untuk meninjau karya tulis yang sudah dibukukan.

Tujuan orang meresensi buku bermacam-macam, meskipun utamanya adalah membuat orang lain tertarik juga untuk membaca buku yang sudah dibaca. Sehingga bisa dibilang, resensi buku termasuk iklan terselubung juga. Sebab, resensi yang bagus akan dapat memancing orang untuk mencari buku tersebut, membelinya dan akhirnya membacanya sampai tuntas.

Untuk membuat resensi atau review buku yang baik, ada beberapa hal yang sebaiknya ada di dalamnya, yaitu:

1. Informasi awal buku seperti judul buku, penulis, penerbit, tahun terbit, cetakan dan jumlah halaman serta harga buku yang diresensi. Jangan lupa, sisipkan gambar cover bukunya ya, agar orang tahu persis penampakan buku aslinya.

2. Karena resensi buku untuk memancing orang ikut membaca buku juga, maka sebaiknya buat judul resensi yang provokatif, sehingga akan mendorong orang mencari tahu buku yang dimaksud, memilikinya dan membacanya.

3. Berikan ulasan singkat tentang isi buku. Paling tidak supaya orang tahu seperti apa gambaran isi buku. Tetapi, jangan menceritakan a sampai z tentang buku ini, ya. Apalagi membocorkan akhir cerita dari buku dimaksud. Sebab, jika hal ini dilakukan, tidak ada yang menarik lagi untuk dibaca dari buku yang diresensi. Cukup membaca resensi kita orang sudah tahu semua isi buku.

4. Karena resensi juga artinya meninjau ulang buku, maka berikan penilaian terhadap buku yang dibaca. Dari substansi isi, cover, cetakan fisik, kata dan kalimat yang dipilih serta EYD yang digunakan. 

5. Menonjolkan bagian yang berbeda atas buku yang diresensi dengan buku serupa lainnya yang mungkin ada.

6. Mengulas manfaat buku tersebut bagi pembaca. Walaupun mungkin hanya untuk refreshing atau wisata literasi, tetap akan memberi manfaat dan memperkaya wawasan pembacanya.

7. Boleh saja mengoreksi karya resensi — kelengkapan karya, EYD dan sistematika jalan pikiran penulis — sebagai bahan pertimbangan penulisnya untuk hasil karya selanjutnya.

Yang terpenting dalam resensi sebenarnya bukan semata-mata mengenai isi buku, tetapi bagaimana sikap dan penilaian peresensi terhadap sebuah buku, sehingga buku tersebut layak dipertimbangkan untuk dicari, dimiliki dan dibaca atau menjadi koleksi pribadi. Jadi, kematangan dan proses berpikir peresensi merupakan hal penting dalam meresensi buku.

Di bawah ini ada beberapa contoh resensi buku yang pernah saya buat, salah satunya (mereview buku “Menjadi Pelajar++) sudah memenangkan hadiah terbaik dari penulisnya. Silahkan disimak, ya.

1. Mengagumi Menjadi Pelajar++

2. Hujan – Sebuah Cerita tentang Menyikapi Kehidupan

3. Belajar Memahami Karma 

 

Akhirnya, kejelian kita dalam memilih buku sekaligus kemampuan merangkai kata untuk me-review-nya, merupakan unsur penting yang bisa terus dikembangkan dengan semakin bertambahnya jam terbang kita dalam meresensi buku. Jadi, jangan berhenti meresensi buku bagus yang benar-benar layak untuk dibaca. Sebab, dengan resensi kita akan bisa memperkaya literasi di negara tercinta ini.

 

Referensi:

  1. https://www.gramedia.com/literasi/contoh-resensi-buku/
  2. https://penerbitdeepublish.com/cara-menulis-resensi/
  3. https://literasinusantara.com/cara-meresensi-buku-baik-dan-benar/
banner 468x60

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Comments are closed.